BLOGGER TEMPLATES Memes

Rabu, 19 Desember 2012

PEMERIKSAAN FISIK THORAX (JANTUNG)


PEMERIKSAAN FISIK THORAX (JANTUNG)

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005)
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010). Pada Makalah ini akan membahas tentang Pemeriksaan fisik pada thorax khusunya bagian jantung.
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan fisik pada jantung
  2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan jantung
  3. Untuk mengetahui normal atau abnormal
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud pemeriksaan fisik pada Thorax?
  2. Apa saja jenis pemeriksaan fisik pada thorax?
  3. Bagaimana langkah-langkah atau cara dalam pemeriksaan fisik pada thorax
     
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian
Pemeriksaan dada adalah untuk mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan organ di dalamnya. Pemeriksaan dilaksanakan dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi)Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus melakukan komunikasi dokter(pemeriksa) dengan pasien (anamnesis). Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Begitu pentingnya anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita lakukan pemeriksaan fisik maka diagnosis sudah dapat diperkirakan.
  1. Anatomi
  1. Thorax (Dada)
Dinding dada merupakan bungkus untuk organ di dalamnya, yang terbesar adalah jantung dan paru-paru. Tulang-tulang iga (kesta 1-12) bersama dengan otot interkostal, serta diafragma pada bagian caudal membentuk rongga thorax.
Pleura parietals melapisi satu sisi dari thorax (kiri dan kanan). Sedangkan pleura viseralis melapisi seluruh paru (kanan dan kiri). Antara pleura parietals dengan viseralis ada tekanan negative (“menghisap”), sehingga pleura parietals da viseralis erring bersinggungan. Ruangan antara kedua pleura disebut rongga pleura. Bila ada hubungan antara udara luar (tekanan 1 atm). Dengan rongga pleura, misalnya karena luka tusuk, maka tekanan positif akan memasuki rongga pleura, sehingga terjadi “open pneumo-thorax”. Tentu saja paru (bersama pleura viseralis) akan kuncup (collaps).
Bila karena suatu sebab, permukaan pleura viseralis robek, dan ada hubungan antara bronchus dengan rongga pleura, sedangkan pleura viseralis tetap utuh, maka udara akan masuk rongga pleura sehingga juga dapat terjadi pnuemotorax. Apabila ada sesuatu mekanisme “ventiel” sehingga udara dari bronchus masuk rongga pleura, tetapi tidak dapat masuk kembali, maka akan terjadi peunomothorax yang semakin berat yang pada akhirnya akan mendorong paru sebelahnya. Keadaan ini dikenal sebagai “tension pneumothorax”. Apabila terdapat perdarahan dalam rongga pleura, maka keadaan ini dikenal sebagai hemothorax.


  1. Cor (Jantung)
Terletak di rongga dada, di antara paru, disebut mediastinum. Bentuk jantung kerucut, memiliki apeks, tepat di atas diafragma, sebelah kiri garis tengah. Ujung jantung mengarah kebawah, depan, kiri. Bagian kiri jantung di pisahkan dengan bagian kanan oleh sekat rongga jantung. Dinding jantung mendapat vaskularisasi dari A. Coronar kiri dan kanan. Jantung di bagi menjadi empat bagian : ventrikel kanan dan kiri, atrium kanan dan kiri
Dinding jantung :
Keempat ruang jantung tersusun atas otot jantung
a. Myokardium
b. Endokardium
Jantung dibungkus membran pericardium yang terdiri dari 3 lapis
a. Perikardium fibrosa
b. Perikardium perietalis
c. Perikardium viscerali
  1. Prosedur Pemeriksaan Thorax (Dada)
Inspeksi dada
  1. Buka baju klien dan perlihatkan badan klien sebatas pinggangnya
  2. Atur posisi klien duduk dan berdiri
  3. Beri penjelasan pada klien apa yang akan dilakukan oleh pemeriksa dan anjurkan klien untuk tetap santai dan rileks
  4. Lakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi, yaitu
  1. Depan : Perhatikan klavikula, sternum, dan tulang rusuk
  2. Belakang : perhatikan bentuk tulang belakang, kesimetrisan skapula
  3. Sisi kanan
  4. Sisi kiri klien
  1. Inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui kelainan bentuk dada dan tentukan frekuensi respirasi
  2. Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi interkostalis selama bernapas, jaringan perut, atau kelainan lainnya.
Palpasi Dada
Ekspansi dada
  1. Berdiri di depan klien dan letakkan kedua telapak tangan secara datar pada dinding dada klien
  2. Anjurkan klien untuk menarik napas
  3. Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri
  4. Pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan pemeriksa disisi dada lateral klien, perhatikan getaran kesamping sewaktu klien bernapas
  5. Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung klien-ibu jari diletakkan sepanjang penonjolan spina setinggi iga ke-10 dengan telapak menyentuh permukaan posterior. Jari-jari harus terletak kurang lebih 5 cm terpisah dengan titik ibu jari pada sepina dan jari lain ke lateral
  6. Setelah Ekshalasi, minta klien untuk bernapas dalam, observasi gerakan ibu jari pemariksa.
  7. Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.
Teknik pemeriksaan
Kemungkinan temuan/ abnormal
Area nyeri tekan
Misalnya fraktur iga
Abdornalitas yang terlihat
Misalnya massa, saluran sinus
Ekspansi dada
Gangguan, kedua sisi pada PPOM dan penyakit parurestriktif
Taktil fremitus
Peningkatan atau penurunan local atau umum
Perkusi dada
  1. aturkan posisi klien supinasi/telentang
  2. Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula kebawah pada sepasium interkostalis dengan interval 4-5 cm mengikuti pola sistematik.
  3. Batas paru dextra : Perkusi dimulai dari bawah clavicula sampai dengan ICS 5.
  4. Untuk menentukan batas paru sinistra: Mulai bawah clavicula sampai dengan ICS 3.
  5. Bandingkan sisi kiri dan kanan
  6. Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri
  7. Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mlai dari puncak paru kebawah
  8. Bandingkan sisi kiri dan kanan
  9. Instruksikan klien untuk menarik napas panjang dan menahannya untuk mendeterminasi gerak diafragma
  10. Lakukan perkusi sepanjang garis skapula sampai pada lokasi batas bawah sampai resonan berubah menjadi redup
  11. Tandai area redupnya bunyi dengn pensil/spidol
  12. Instruksikan klien untuk menghembuskan napas secara maksimal dan menahannya
  13. Lakukan perkusi dari bunyi redup/tanda I ke atas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan diatas tanda I
  14. Beri tanda pada kulit tempat ditemukannya bunyi redup (tanda II)
  15. Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak antara kedua tanda ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm
  1. Prosedur Pemeriksaan Cor (Jantung)
Inspeksi dan palpasi
  1. Posisikan klien terlentang dengan pemeriksa berada disebelah kanan klien
  2. Lokalisasi tanda pada dada, pertama dengan memalpasi sudut louis atau sudut sternal yang teraba, seperti suatu tonjolan datar memanjang pada sternum kurang lebih 5 cm dibawah takik sentral
  3. Gerakan jari-jari sepanjang sudut pada masing-masing sisi sternum untuk meraba iga kedua yang berdekatan
  4. Palpasi spasium interkostal ke-2 kanan untuk menentukan area aorta dan spasium interkostalis ke-2 kiri untuk area pulmonal
  5. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal untuk mengetahui ada/tidaknya pulsasi
  6. Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventrikular amati adanya pulsasi
  7. Dari area trikuspidalis, pindahkan tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavikula iri untuk menemukan area apical atau titik denyut maksimal (Point of Maximal Impuls, PMI)
  8. Inspeksi dan palpasi area apical tersebut untuk mengetahui pulsasi
  9. Untuk mengetahui pulsasi aorta lakukan inspeksi dan palpasi pada area epigastrik tepat dibawah ujung sternum.
Inpeksi palpasi jantung
Normal
Mencari iktus cordis
Denyutan dinding thorax karena pukulan ventrikel kiri pada dinding thorax
Pembesaran jantung

Ictus cordis sampai ke linea axila anterior
Normal

di ICS V Linea Medio Clavikula Sinistra selebar 1 cm


Inspeksi palpasi jantung
Abormal
Letak impuls
Bergeser kekiri pada wanita hamil
Diameter
Peningkatan diameter amplitudo dan durasi pada dilatasi ventrikel kiri karena gagal jantung kongestif atau kardiomiopati iskemik
Amplitudo—biasanya seperti ketukan
Terus menerus pada hipertrofi ventrikel kiri : menyebar pada gagal jantung kongestif
Durasi
Raba : impuls vertikel kanan pada parasternum kiri dan area epigastrik
Palpasi interkostal kanan dan kiri dekat dengan sternum

Kuatnya impuls diduga pembesaran ventrikel kanan


Pulpasi pembuluh darah besar, S2 yang menonjol ; thril pada stenosis aorta atau pulmonal


Perkusi
  1. Buka area dan beri tahu klien.
  2. Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial untuk mengetahui batas kiri jantung.
  3. Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk mengetahui batas kanan jantung.
  4. Lakukan perkusi dari atas kebawah untuk menentukan batas atas jantung.
  5. Suara redup menunjukan jantung dibawah area yang diperkusi


Auskultasi
  1. Anjurkan klien bernapas secara normal dan kemudian tahan napas saat ekspirasi
  2. Dengarkan suara jatung 1/S1 sambil palpasi nada karotis, perhatikan adanya splitting S1 ( bunyi S1 ganda yang terjadi dalam waktu yang sangat berhimpitan)
  3. Pada awal sistole dengarkan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau mur-mur S1
  4. Pada periode diastole dengarkan secara saksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur
  5. Anjurkan klien bernapas normal, dengarkan S2 secara saksama untuk mengetahui adanya splitting S2 saat inspirasi
  6. Periksakan frekuensi jantung, yaitu setelah kedua bunyi terdengar jelas seperti “lub dup”, hitunglah setiap kombinasi S1 dan S2 sebagai 1 denyut jantung. Hitunglah banyaknya denyut selama 1 menit. S3 atau galop ventrikuler terjadi tepat setelah S2 diakhiri diastole ventrikuler.
  1. kombinasi S1, S2, S3 berbunyi ken-tuck-ky.
  2. S4 atau gallop atrial terjadi tepat sebelum S1 atau systole ventrikuler. Bunyi S4 sampai dengan bunyi “Tennessee”
Auskultasi
Normal
Bunyi Jantung

  • SI : bunyi menutupnya katup aorta (A) dan katup pulmonalis (P), (Lup)
  • Normalnya SI (M&T) dan S2 (A&P) bunyi tunggal, karena menutupnya katup M bersamaan dengan T dan A bersamaan dengan P (dup)
  • S2 split baik sat Insp – Eks, tanda spesifik ASD atau stenosis katup P.
BUNYI JANTUNG III (S3)
  • Didengar di daerah mitral
  • Terdengar sesudah S2 dengan jarak cukup jauh namun tidak melewati separo pase diastol
  • Nada rendah lebih jelas dengan sisi bel
  • Pada anak-anak masih normal
Tempat mendengar

Bunyi Jantung untuk 4 katup :
o Katup aorta : di ICS 2 linea sternalis kanan, disimak S2 – Aorta
o Katup pulmonalis : di ICS 2 linea sternalis kiri, disimak S2 – Pulmonalis
o Katup trikuspidalis : di ICS 4 linea sternalis kiri, disimak BJ I – T
o Katup mitral : di ICS 5 linea medio clavikularis kiri, disimak S1 - Mitral
o Pada orang dewasa/tua yang disertai gejala payah jantung : oedema, dyspnea, S3 merupakan tanda yang cukup khas
o S3 pada dekomp cordis disebut irama pacu kuda
o Irama pacu kuda timbul akibat derasnya pengisian diastole dari atrium kiri ke ventrikel kiri yang sudah membesar, darah jatuh ke ruang yg lebar kemudian timbul getaran
BUNYI JANTUNG IV (S4)
  • Adalah bunyi berfrekwensi rendah yang terdengar tepat sebelum S1
  • Paling baik dengan stetoskop bel
  • Akibat berkurangnya kelenturan ventrikel atau bertambahnya volume pengisian
  • Adalah bunyi diastolik yg terjadi selama fase pengisian akhir diastolik
  • Klinis : didapat klien kardiomiopati, stenosis aorta, HT berat
  • Tidak terdengar pada orang dewasa.

Fase sistole dan diastole

  • Fase sistol : fase antara S1 dan S2
  • Fase diastol : fase antara S2 dan S1
  • Fase diastol > lama dari pada fase sistol
  • Dengarkan apakah didapat suara-suara tambahan pada fase sistol atau diastol
  • Suara tambahan disebut bising jantung


Auskultasi jantung
Kelainan
Bising jantung/mur-mur

Adalah vibrasi / getaran yang terjadi di dalam
jantung atau pembuluh darah besar yang
diakibatkan oleh bertambahnya arus turbulensi
darah.
Arus darah normal adalh stream line.
Pada saat terdeteksi adanya murmur, perawat mengauskultasi area katup mitral, trikuspid, dan pulmonal untuk mengetahui tempatnya pada siklus jantung (waktu), tempat dimana bunyi dapat didengar paling baik (lokasi), radiasi, kekerasan, nada dan kualitas.
Jika murmur terjadi antara S1 dan S2, makamurmur tersebut adalah murmur sistolik. Jika murmur terjadi antara S2 dan S1 berikutnya, maka murmur tersebut adalah murmur diastolic.
Lokasi murmur tidak selalu diatas katup. Melalui pengalaman, perawat dapat mempelajari dimana setiap jenis murmur paling baik dibagian apeks jantung.
Untuk mengkaji radiasi perawar mendengarkan adanya murmur di atas area selain di tempat murmur tersebut paling baik terdengar. Murmur terkadang dapat didengar di leher atau punggung.
Intensitas berkaitan dengan kecepatan darah yang mengalir melewati jantung dan jumlah darah yang mengalami regurgitasi.Pada murmur serius perawat dapat merasakan adanya dorongan atau sensasi intermiten Yng dapat dipalpasi didaerah auskultasi.Getaran adalah sensasi kontinu yang dapat dipalpasi seperti dengkuran kucing. Intensitas dicatat dengan penilaian sebagai berikut :
Nilai 1 = sangat sulit didengar
Nilai 2 = dapat didengar dengan cepat tetapi redup
Nilai 3 = kerasa, tanpa dorongan atau getaran
Nilai 4 = keras, dengan dorongan atau getaran
Nilai 5 = sangat keras dengan dorongan atau getaran; dapat didengar dengan stetoskop yang hanya ditempelkan sebagian
Nilai 6 = lebh keras, dapat didengar tanpa stetoskop
Murmur dapat berupa nada rendah, sedang, atau
tinggi, bergantung pada kecepatan darah yang
mengalir melewati katup.Murmur bernada rendah
paling baik dengar dengan belstitoskop. Jika
murmur tersebut paling baik didengar dengan
diafragma, maka murmur tersebut bernada tinggi
Bila darah melewati celah sempit, terjadilah arus turbulensiBila didengar mur mur harus dideskripsi :

Tempatnya :

Terjadinya pada

Derajatnya / grade








Tinggi rendahnya nada



.Kualitasnya
Bunyi jantung



·(M, T, A, P ) dan penjalarannya/ atau tidak menjalar
·Pase sistolik atau diastolik, atau continues mur mur
Hampir tak terdengar
Terdengar lemah
Agak keras
Keras
Sangat kerasSampai saat stetoskope diangkat sedikit, masih terdengar keras
Merupakan gambaran sempit/tidaknya celah yang dilalui darah. Makin sempit nada makin tinggi.
Cresindo : Makin keras terdengar
Decresendo : Makin melemah
Musikal : cresindo – dekresindo
Jika S1&S2 intervalnya tidak teratur disebut disritmia.

  1. Prosedur Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Inspeksi
  1. Atur posisi klien duduk menghadap kedepan, telanjang dada dengan kedua lenngan rileks disisi tubuh
  2. Lakukan observasi sesuai garis imajiner yang membagi payudara menjadi 4 kuadran dan sebuah ekor
  3. Inspeksi ukuran, bentuk, dan kesimetrisannya
  4. Inspeksi warna kulit, lesi, edema, pembengkakan, massa, pendataran, lesung, dll
  5. Inspeksi puting dan areola terhadap ukuran, warna dan bentuk, arah titik puting, serta keluaran
  6. Inspeksi adanya retraksi dengan meminta klien melakukan 3 posisi :
    1. Mengangkat lengan keatas
    2. Menekankan tangan ke pinggang
    3. Mengekstensikan tangan lurus kedepan saat duduk
  7. Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya kemerahan, pembengkakan, inveksi, pigmentasi
Teknik Pemeriksaan
Kemungkinan temuan
Inspeksi payudara dalam 4 posisi
Ukuran dan simetri
Kontur
Penampilan kulit


Perkembangan, asimetri
Pendataran
Edema (Peu d’ orange) dijumpai pada kanker pada kanker payudara
Inspeksi puting
Bandingkan ukuran untuk, dan arah putting
Perhatikan setiap ruam, ulkus, atau rabas puting

Infersi, retraksi, deviasi
Penyakit paget pada putting, galaktorea

Palpasi
  1. Lakukan palpasi disekeliling puting susu untuk mengetahui adanya keluaran
  2. Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama pada area limfe nodi
  3. Palpasi setiap payudara, untuk payudara yang berukuran besar terlebih dahulu palpasi dengan cara menekan telapak tangan/3 jari tengah ke permukaan payudara pada kuadran samping atas. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar terhadap dinding dada dari tepi menuju areola dan memutar searah jarum jam
  4. Palpasi payudara sebelahnya
  5. Catat hasil pemeriksaan
Massa payudara yang dapat di palpasi
Usia
Lesi yang lazim ditemukan
karakteristik
15-25
Fibroadenoma
Biasanya lunak, bulat, dapat digerakkan tidak ada nyeri tekan
25-50
Kista



Perubahan Fibrokistik kanker
Biasanya lunak sampai keras, bulat dapat digerakkan sering nyeri tekan.
Nodular, seperti jalinan tali tidak teratur berbentuk stelata, keras, batasan tidak jelas dengan jaringan sekitar
50 atau lebih
Kanker sampai terbukti sebaliknya
Seperti di atas
Wanita hamil laktasi
Adenoma pada masa laktasi, kista, mastitis, dan kanker
Seperti di atas

Catatan Hasil normal pemeriksaan payudara
  1. Payudara umumnya melekat dari iga ketiga sampai iga keempat, dengan puting setinggi celah interkostal keempat. Salah satu payudara mungkin lebih kecil daripada payudara satunya.
  2. Payudara bervariasi dari bentuknya, mulai dari cembung, menggantung atau bentuk kerucut.
  3. Payudara berwarna seperti warna kulit disekitarnya, dan pola vena secara bilateral serupa.
  4. Warna aerola berkisar mulai dari merah muda sampai coklat. Pada wanita berkulit terang aerola berubah menjadi coklat selama kehamilan dan tetap gelap. Pada wanita berkulita gelap aerola berwarna coklat sebelum kehamilan.
  5. Puting sedikit tidak simetris adalah biasa. Kebanyakan mencuat keluar payudara.
  6. Putting berwarna sama dengan aerola.
  7. Normalnya tidak terjadi pengeluaran, pengeluaran berwarna kuning jernih setelah 2 hari kelahiran anak umum terjadi.
  8. Kulit halus dan kering.
  9. Pubertas : Kuncup payudara timbul, putting berwarna lebih gelap, diameter aerola bertambah dan salah satu payudara mungkin tumbuh lebih cepat.
  10. Dewasa muda : payudara mencapai ukuran normal, bentuk biasanya simetris, dan salah satu payudara mungkin berukuran besar.
  11. Kehamilan : Payudara membesar 2 atau 3 kali ukuran normalnya, putting membesar dan bias jadi ereksi, aerola menjadi lebih gelap, vena supervisial payudara mmungkin menonjol, dan cairan kekuningan (kolostrum) mmungkin keluar dari puting .
  12. Monopause : payudara mengerut dan jaringannya menjadi lebih lunak dan terkadang menjadi kendur.
  13. Usia lanjut : Penyakit kista kronik menurun setelah monopause. Jaringan lemak bertambah, jaringan glandular atrpopi, ligament penyokong rilek, dan payudara tampak memanjang atau menggantung, putting mengecil.
BAB III
PENUTUP

  1. Simpulan
Pemeriksaan dada (Thorax) adalah untuk mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada dan organ di dalamnya. Pemeriksaan dilaksanakan dengan Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan thorax meliputi : pemeriksaan paru, jantung, payudara & ketiak, abdomen.
  1. Saran
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa-mahasiswi dapat melakukan praktek pemeriksaan fisik sesuai prosedur yang sudah ada.
 

DAFTAR PUSTAKA

Syaifudin,Drs.H.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.

Kusyati, Eni.dkk.(2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium.Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bicklei S, Lynn. (2008).Pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan Bates. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Niluh Gede Yasmin Asih, S.kep dan Christantie Effeendy, S.kep (2006). Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Pemeriksaan Fisik Thorax . http://nursewenny.blogspot.com/p/face.html. Diunduh 17 Desember 2012 pukul 11.00 WIB


MAKALAH PEMFIS (pemeriksaan fisik). http://kampuspray.blogspot.com/2012/05/makalah- pemfis-pemeriksaan-fisik.html

Rabu, 28 November 2012

Page Break

MANFAAT PAGE BREAK



Akhirnya niat nge posting dateng lagi neh…
Langsung aja gw mulai nge-review tentang Page break + Page  number...
Page Break padaMs .Word
Di dalam Ms. Word banyak menu untuk Break, diantaranya adalah Page Break dan Next Page.
Tujuan utamanya adalah membagi dokumen menjadi beberapa bagian. Tapi,, Page Break dan Next Page punya fungsi inti yang berbeda.



Prosedur melakukan page break di Ms. Word 2007 seperti yang terlihat pada gambar di atas.
  • Kalo mau nambah Section, pilih Page Layout - Breaks - Next Page.
  • Kalo cuma mau nge-Break tanpa nambah Section, pilih Page LayoutBreaks - Page Break.
Terus apa itu Section??
Section ini sebenernya penanda dari suatu bagian pada dokumen.
Fungsinya : Dengan membagi dokumen menjadi beberapa section, kita akan mempermudah proses pemberian nomor halaman. Biasanya kalau kita bikin proposal ato dokumen kan ada bagian yang format page number nya berbeda, nah dengan pembagian section kita bakalan gampang ngedit-ngedit format page number-nya. Misal, untuk  Kata Pengantar dan Daftar Isi kita anggap mereka berada pada section yang sama, yaitu Section 1. Nah untuk Bab I Pendahuluan kita bedain dia sehingga kita anggap dia berada pada Section 2.
Intinya : Tiap section yang berbeda bisa kita buat beda juga format page numbernya..
Kalau Page Break yang hasilnya ga nambah section itu fungsinya supaya bagian yang berbeda ga akan saling berpengaruh. Contohnya gini, Bab I Pendahuluan dan Bab II Pembahasan biasanya untuk pemberian nomor halaman adalah kontinyu ( nyambung gitu… ), tapi kalo kita udah selesai bikin Bab I Pendahuluan ga jarang kita selesai di tengah halaman. Nah kalo mau masuk ke Bab II Pembahasan biasanya kita bakalan ngelakuin Enter - Enter -Enter -Enter -Enter -Enter – Enter” supaya Bab II Pembahasan berada di awal halaman.
Kalo itu yang dilakuin, misalnya nanti ada perubahan di Bab I, hasilnya malah bikin si Bab II jadi ikut turun. Nah dengan Page Break, kalopun kita ngedit-ngedit Bab I, si Bab II akan stabil berada di awal halaman
Page Number
Pemberian nomor halaman sebenernya sama aja kaya di Ms. Word 2003. Cuma penempatan menunya aja aga beda…
Tapi jujur, gw juga kadang masih harus nyari-nyari letak menunya..
Langkahnya , pilih InsertPage Number
Nanti bakalan keluar pilihan-pilihannya, Top of Page buat penempatan di atas, Bottom of Page di bawah. Pilihan di tengah, kanan, atau kiri juga nanti bakalan muncul.. So, tinggal kita pilih sesuai selera..
Selanjutnya, kalo kita udah milih tipe dari penempatan nomor halaman, sekarang kita tinggal atur formatnya.
Pertama, kita letakkan cursor di halaman yang bakal kita atur formatnya. Terus pilih InsertPage Number - Format Page Numbers.
Sebelumnya udah dijelasin kan salah satu fungsi pembagian Section itu untuk mempermudah pemberian nomor halaman??? Nah, ayo kita praktekkan…
Untuk tiap section, kita bisa atur dengan “style” yang berbeda…
Misal untuk section 1 yang berisi kata pengantar dan daftar isi kita bisa ngeformat dia dengan tipe “i, ii, iii, …”. Kalo yang udah masuk ke BAB I, II, dan selanjutnya bisa kita format pake “1, 2, 3, …”
Hal yang perlu diinget, kalo mau ngerubah format tiap section, pastikan kalo cursor-nya berada pada halaman yang akan kita edit formatnya.
Tambahan
Dimana kita bisa liat status Section dan Page number kita??
Jawabannya, liat status bar.
Status bar itu yang ada di bagian bawah jendela Ms. Word kita. Biasanya tampilan awal
( defaultnya ) cuma ada keterangan Page dan Words.
Kalo mau liat section-nya, klik kanan bagian kosong status bar, pilih Section.
Kalo udah, sekarang di status bar kita bakal muncul Section kaya gini,
Gambar di atas artinya :
  • Kita ( atau cursor ) berada pada Section 1
  • Kita ( atau cursor ) berada pada halaman 1 dari 1 halaman
  • Jumlah kata yang ada pada dokumen kita adalah 41 kata


Pemanfaatan page break di open office

Ukuran kertas ,margin,orientasi
Sebelum mengetik isi dokumen, Anda perlu mengatur terlebih dahulu pengaturan halaman pada dokumen meliputi pengaturan ukuran kertas dan margin. Untuk melakukan hal ini, klik menu Format > Page. A
pada pengaturan “Margins”. Setelah pengaturan selesai, Anda bisa klik tombol O
Kemudian, klik tab “Page” dan aturlah ukuran kertas serta orientasi dokumen yang diinginkan pada pengaturan “Paper format”, sedangkan untuk pengaturan margin (jarak batas), aturlah pada pengaturan “Margins”. Setelah pengaturan selesai, Anda bisa klik tombol O
K. Sekarang, Anda bisa mengetik dan mengedit isi dokumen Anda. Untuk mempercepat waktu, Anda bisa gunakan keyboard shortcut berikut ini untuk melakukan penyuntingan. Penggunaan keyK. Sekarang, Anda bisa mengetik dan mengedit isi dokumen Anda. Untuk mempercepat waktu, Anda bisa gunakan keyboard shortcut berikut ini untuk melakukan penyuntingan. Penggunaan keyboard shortcut akan meminimalisasi penggunaan mouse.

Mengatur Posisi Nomor Halaman Yang Berbeda pada OpenOffice.org Writer




nomor-halamanDalam suatu kesempatan, mungkin kita dituntut mengikuti suatu aturan penulisan, yang diantaranya tentang pengaturan posisi nomor halaman. Misalnya saja, pada halaman yang berisi judul bab, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah-tengah , sedangkan pada halaman lain, nomor halaman diletakkan pada bagian atas-kanan. Ini yang akan dijadikan contoh, mungkin yang dihadapi berbeda dan tidak terbatas pada penomoran halaman.
Untuk menyelesaikan masalah pengaturan posisi nomor halaman pada OpenOffice.org Writer tersebut, kita akan menggunakan fasilitas Styles and Formatting yang ada. Langsung saja kita siapkan dokumen sudah ada atau kita buat yang baru.
page-stylesBuka menu FormatStyles and Formatting atau dengan menekan tombol [F11]. Akan terbuka jendela mini seperti pada gambar di samping. Klik pada icon Page Styles, yaitu icon ke-4 dari kiri. Di sini sudah nampak daftar page styles yang sudah ada. Bisa saja kita memanfaatkan page styles yang sudah ada, namun kali ini kita akan membuat page styles baru. Untuk itu klik kanan pada area kosong pada jendela tersebut dan pilih New…
Pada kotak dialog yang muncul inilah kita akan membuat page styles untuk halaman isi terlebih dahulu, yaitu halaman yang bukan berisi judul bab dan halaman ini kita jadikan default karena style yang akan digunakan paling banyak diterapkan pada halaman-halaman dokumen kita. Pada tab Organizer, kita beri nama style kita, misalnya HalamanIsi, dan pada input Next Style kita isi nama yang sama yaitu HalamanIsi. Selanjutnya kita klik tab Header dan beri centang pada Header on. Selanjutnya klik OK.
page-styles-dialog
Pada jendela Styles and Formatting, klik ganda pada style HalamanIsi yang baru saja dibuat. Maka pada dokumen akan muncul bagian header. Tempatkan pada bagian header dengan rata kanan nomor halamannya dengan InsertFieldsPage number.
Kembali ke jendela Styles and Formatting, kita buat lagi style baru dengan cara seperti di atas dan beri nama HalamanJudul, hanya saja pada bagian Next Style isikan dengan HalamanIsi. Pada tab Footer, beri centang pada Footer on. Selanjutnya klik OK.
Jika kita klik ganda style HalamanJudul, maka pada dokumen



manual-breakhanya berpengaruh pada halaman 1 saja. Masukan page number pada bagian footer dengan rata tengah. Untuk mengaplikasikan pada halaman judul bab selanjutnya, misalnya bab 2, tempatkan kursor pada akhir bab 1 kemudian pilih InsertManual Break… dan pilih Page break. Pada bagian Style pilihlah HalamanJudul. Hasilnya, halaman berikutnya mempunyai style seperti pada halaman 1 dengan nomor halaman pada bagian bawah-tengah. Bisa jadi kita memerlukan penyesuaian untuk menempatkan judul bab 2 berada pada posisi yang sesuai. Lakukan hal yang sama untuk bab-bab selanjutnya

kesimpulan  
nah,,,,,,!!! kalie ini saya akan memberikan kesimpulan ,,,,,,,
JADI....Perbedaan pada Open Ofice writer dibandingkan dengan MS Word, diantaranya:
     Templates tool ada pada menu file
     Table ada di menu insert daripada ada di main menu
      The label wizard ada di dalam File > New. Tidak seperti    label fitur  pada MS Word, label ini benar-benar wizard, dengan instruksi
     Outline dan summary tools ada di dalam File > Send
     Word count ada di dalam File > Properties
      Collaboration tools ada pada menu Edit.
     Di Open office file bisa langsung di convert ke bentuk PDF
    Open Office Write bersifat Free, bisa di download di official website Open Office yang beralamat di :                
      Ms. Word bersifat not free, untuk menggunakannya kita harus membayar untuk licensi jadi dimanakah kita bisa mendapatkanya ? download dimana ? lalu tidak ada pilihan gunakan yang illegal / nulled / crack yang berakibat melanggar hukum.
Perbedaan yang lainnya adalah ditata letak menu 
Saat user mulai mulai mengcutomize (sesuatu yang pertama kali dilakukan para penulis setelah menginstal word processor) , mereka akan menemukan rasa yang familiar. Seperti MS Word, Open Office Writer menyertakan fitur Autoformat dan Autocorrect yang dapat dinyalakan ataupun dimatikan. Keduanya juga menawarkan customize untuk toolbars, keyboard shortcuts, dan general behavior.
Perbedaan utama adalah bahwa MS Word cenderung menawarkan customization dari internal behavior, seperti menggunakan teks putih pada background biru. Secara kontras, Open Office Writer menyertakan setting untuk internal behavior, termasuk kemampuan untuk mematikan font previews dan font history pada daftar toolbar’s font, banyak dari fitur customizing dari Open Office Writer mempengaruhi bagaimana program berinteraksi dengan ardware dan program lainnya. Di antara options pada OpenOffice.org ada jumlah undo yang diizinkan, ukuran cache yang dialokasikan untuk grafik, dan format default untuk menyimpan files. Mempertimbangkan pentingnya pilihan banyaknya open source software untuk users, orientasi ini nampak cukup natural.
Meskipun ada beberapa kekurangan, interface, Open Office Writer mampu membuat keseimbangan yang lembut, yang cukup mendekati MS Word , terutama untuk tool-tool dasar, yang familiar dengan MS Word dengan memiliki produktifitas yang hampir sama. Di lain pihak, interface Open Office Writer dapat dianggap pengkoreksian dari beberapa versi MS Word terdahulu.
Sejauh yang dapat ditentukan, fitur utama yang dimiliki MS Word yang kurang di Open Office Writer adalah grammar checker (yang tidak banyak diingini user) dan kemampuan untuk record macros. OOo menyertakan scripting language, tapi banyak user yang mungkin tidak menggunakannya tanpa recorder. Bagaimanapun, versi beta 1.1 yang terbaru menyertakan macro recorder yang workable. Sementara itu,  di setiap area lainnya, fiturm Ooo Writer sebanding atau bahkan melebihi fitur di MS Word.



Berikut ini kita lihat bagaimana penerapan page break di open office:



BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang 
    Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari selnormal dalam bentuk da n strukturnya.Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umu r (18 ± 80tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering padakelompok umur 30 ± 40 tahun.Faktor pemicu munculnya tumor banyak sekali, antara lain pencemaranlingkungan hidup, termasuk udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah dayatahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya.Selain itu ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal iniadalah zat hormon atau mirip-hormon abnormal yang terkandung di dalammya,khususnya steroid seks (misalnya estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehinggamenaikkan produksi hormon testosteron. Normalnya, wanita memiliki hormon estrogendan progesteron, serta sedikit testosteron.Bilamana kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbanganasupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing.



  1. Tujuan
    1. Memenuhi tugas mata kuliah Komputer tentang
    2. Sebagai dasar pengembangan untuk presentasi dan diskusi
    3. Untuk lebih memahami dan mendalami tentang tumor ovariumpada kehamilan
  2. Permasalahan
  1. Bagi institusi pendidikan Menambah informasi, wacana dan referensi tentang tumor ovarium.
  2. Bagi penulis dapat mempelajari sedalam mungkin mengenai tumor ovarium.
  3. Bagi pembacaMenambah ilmu dan gambaran tentang tumor ovarium.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Tumor Ovarium
            Pengertian tumor adalah pembengkakan, salah satu dari tanda karbinal peradangan: pembesaran yang morbid.Tumor ovarium mempunyai arti obstetrik yang lebih penting. Ovarium merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumor ini dapat berupa kristik, padat, kecil, besar, dan memberikan pengaruh hormon; bisa jinak dan ganas. Yang sering dijumpai adalah kista ovarii dan kista dermoid. Kista ovarii dapat menjadi besar sekali, yang disebut kista ovarii permagna.
          1. Pengaruh Terhadap Kehamilan dan Persalinan
  • Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus, spartus, prematurus.Tumor yang bertangkai, karena pembesaran atau pengecilan uterus setelah persalinan; terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri , nekrosis, dan infeksi yang desebut abdomen akut.
  • Dapat menyebabkan kelainan – kelainan letak janin.
  • Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
  • Tumor besar dan berlokasi di bawah, dapat menghalangi persalinan.
          1. Gejala Tumor ovarium 
            Tumor ovarium memiliki beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh wanita. Gejala yang paling umum adalah terjadinya pembengkakan pada perut yang diikuti dengan rasa sakit pada pinggul. Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah saat wanita kehilangan nafsu makan. Di samping itu, gejala yang bisa diamati adalah ketika merasa sakit saat berhubungan badan dengan pasangan. Juga saat sering merasa sakit pada bagian punggung bagian bawah. Jika gejala-gejala tersebut terlihat bertambah buruk, perlu dilakukan segera pemeriksaan medis agar deteksi dini tumor ovarium bisa diketahui. Sebab, jika tak segera ditangani, bukan tak mungkin tumor ovarium tersebut bisa menjadi kanker ovarium. Keterlambatan untuk mengetahui apakah seseorang terkena tumor ovarium atau tidak juga bisa berakibat sangat fatal. Sebab, bisa menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit dan bahkan kematian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa:
Tumor alat genital baik yang bersifat neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak dankonsistensinya, maka berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.Tumor jinak pada alat genital meliputi:
    Vulvaa
    Tumor kistik vulvab.
    Tumor solid vulva2.
    Vaginaa
    Tumor kistik vagina b.
    Tumor solid vagina3.
    Uterusa.
    Tumor ektoserviks b.
    Tumor endoserviks-endometrium4.
    Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnyaa.
    Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid) b.
    Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnyac.
    Tumor nonneoplasma5.
    Ovariuma.
    Tumor non-neoplasma b.
    Tumor neoplasmaTumor ganas pada alat genital meliputi:1.
    Tumor ganas pada vulva2.
    Tumor ganas pada vagina3.
    Tumor ganas pada serviks uteri (leher rahim)4.
    Tumor ganas pada korpus uteri (badan rahim)5.
    Umor ganas pada adneksa (tuba fallopi = saluran telur
    Ovarium (indung telur)B.
    Saran Dari makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mengerti danmemahami tentang masa macam macam tumor ganas dan jinak sehingga nantinya mampumemberikan asuhan kebidanan pada pasien penderita tumor ganas maupun jinak.